luka
aku tahu ingatan buruk itu datang lagi di sela- sela harimu yang baik. ingatan yang tidak pantas disebut kenangan, karena sama sekali tidak layak untuk dikenang.
mungkin sekarang kamu sedang merasa kecil, ingin membuang kepalamu keluar angkasa supaya memori itu ikut hanyut bersamaan. aku tahu kamu merasa ringkih, tidak tahu harus kemana harus apa karena lukamu bukan luka luar yang bisa diobati obat merah, lukanya di hatimu, didalam tubuhmu.
kemari, mari berpelukan kalau tidak ada siapapun disekelilingmu. dengarkan aku, berhenti menggunakan kata “korban” saat memposisikan dirimu, kata itu membuatmu merasa posisimu lemah.
kamu, dipenuhi kekuatan dan segala hak untuk marah, untuk menyalahkan, untuk menuntut. kamu tidak bersalah, dan tidak ada yang salah didalam dirimu. yang ‘orang itu’ lakukanlah yang sangat salah.
dan kamu lebih kuat darinya, seluruh dunia akan setuju dan membelamu kalau saja mereka tahu,
kamu lebih kuat dari apapun yang menyakitimu.
aku tahu tidak begitu ada kebencian didalam dirimu, kamu tidak punya waktu memikirkan apa yang seharusnya dilakukan untuk membalas perbuatan keji seperti itu.
ini bukan tentang bagaimana cara membalas.
aku mengerti, ini tentangmu tentang kamu yang terjebak disebuah ruang gelap. sendirian. bersama ingatan pahit yang menusukmu dari segala arah. aku tahu, tolong jangan pertanyakan apapun, kamu tidak pantas mendapatkannya, tidak pantas diperlakukan seperti itu.
tapi, dengarkan aku, kalau mimpi buruk itu terus datang menghantuimu, itu tidak menunjukkan bahwa kamu semakin lemah. ingatan itu menginginkanmu menghadapinya, karena itu, mulai hari ini, coba hadapi dengan keberanian yang mengeras. bayangkan dirimu lebih besar dan lebih kuat dari bayang yang menghantuimu. kali ini, hadapi dengan lebih tegar.
aku bangga padamu dan segala prosesmu menuju sembuh. ini semua akan berlalu,
dan kamu akan sembuh.